Libur 3 hari lalu (tanggal 29, 30, 31 Maret 2014), akhirnya sempet pulkam. Alhamdulillah...
Dengan waktu yang sangat mepet, sempet berkunjung ke
Banyuwangi –karena ada reuni temen kuliahnya Ibu.
Jadi sempet mikir, ntar pas udah berkeluarga, apakah sempat
reuni temen kampus yaa? –sedangkan tempat tinggal teman-teman pasti sudah
nyebar. Hhe..
Dengan menggunakan jalur darat –memakai mobil, perjalanan ke
Banyuwangi harus melewati Gumitir. Daerah yang konon merupakan gunung non aktif
yang dibangun Belanda berupa jalan berkelok sebagai akses penghubung
Jember-Banyuwangi.
Perjalanan ini seperti napak tilas ke tempat kerja Bapak
dulu. Bapak dulu sempet kerja di tempat yang cukup terpencil dan jauh dari
rumah. Perbatasan Jember Banyuwangi yang ditempuh kira-kira 70 km. Jadi, kalau
PP sekitar 140 km.
Bapak tentu sudah hafal daerah berliku dan melingkar bernama
gumitir ini. Karena bolak-balik Gumitir-rumah selama 2 tahun setengah. Super
banget kaan..
Sebelum masuk ke kawasan gumitir, akan disuguhkan sawah
teras siring yang hijau dengan tanaman padinya, kemudian akan dengan mudah
menemukan pohon pinus di sepanjang jalan kiri dan kanan :D.
Sebelum masuk Gumitir, kami (Bapak, Ibu, aku, dan adik)
mampir ke tempat bernama Garahan yang terkenal akan pecelnya yang enak.
Di sepanjang jalan garahan, banyak berjajar warung kecil
lesehan yang semuanya menyediakan pecel. Sempat nanya ke Bapak, apakah mereka
tidak merasa bersaing bila makanan yang dijual sama persis? Kata bapak, “ya
rejeki kan ada yang ngatur. Nggak usah khawatir saingan. Toh, pasti ada yang
mampir ke masing-masing warung.”
Memang pecel ini terkenal, jadi nggak ada alasan buat saling
sikut-menyikut antar pedagang. InsyaAlloh tiap ada yang lewat, ada aja yang
mampir buat mencicipi Pecel ini. :D
Ini tampilan pecelnya :D terjangkau dan enak.
Setelah kenyang mengisi perut, kembali melanjutkan
perjalanan. Ya, Gumitir! Dulu waktu aku ke tempat kerja Bapak pertama kali,
nggak ada rasa takjub pada view yang
ada. Tapi ketika beberapa lalu melewati Gumitir, rasanya tercengang dengan
pepohonan yang berbaris di sepanjang jalan. Pohon pinus yang mendominasi.
Sempet mikir.. Subhanallooh, pepohonan yang masih lebat bak hutan. Apakah anak
cucuku nanti masih sempat melihat pemandangan indah ini? Kata dosen KSDA (Konservasi Sumber Daya Air) –bisa
jadi ketika kita sudah tua, lingkungan kita semakin rusak dan anak cucu kita
tidak pernah merasakan hijaunya lingkungan dan segarnya air.
pepohonan sekitar Gumitir |
Ya, aku menjadi sangat bersyukur dengan kesempatan menikmati
hijaunya dunia! Dan bertekad untuk menjaga! Dulu sangat acuh dan menganggap
pemandangan hijaunya di Gumitir hal yang sepele. Tapi kemarin menjadi kekaguman
yang luar biasa.
Kontruksi aspal yang kuat dan melingkar, pepohonan yang
sangat lebat, dan udara yang masih bersih.
Masya Alloh..
***
Rest area yang dilengkapi cafe
dan beberapa fasilitas outbond.
Rest area ini cukup bermanfaat
bagi pengguna jalan, karena sepanjang jalan di Gumitir tidak ada perumahan.
Mungkin ada beberapa tempat makan dan tambal ban.
Cuaca di gumitir saat itu pasca
gerimis, jadi masih menyisakan kabut meskipun waktu sudah menunujukkan pukul
13.30. Masih tampak pagi pukul 8 ya?
ini pas jam 13.30 WIB kalau nggak salah :D |
Kawasan ini juga banyak ditumbuhi
perkebunan kopi dan coklat –kalau nggak salah :p
Ini bisa menjadi salah satu
tempat tujuan untuk refresing dan liburan kalian. *apasih promosi amat :D
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar