Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Jumat, 25 Desember 2015

Apa yang Kau Cari?



Suatu pagi di ruang sempit di ujung lorong, di dekat tangga. Kamar yang nyaris pengap karena sirkulasi udara tidak seleluasa seperti dulu. Aku merebahkan diri di kasur dan memperhatikan langit-langit kamar berwarna hijau. Di kejauhan, terlihat berjajar semut yang berjalan mengekor.
“Oh, sepertinya ada yang mereka mau ambil”
Aku buru-buru mengecek persediaan makanan di ujung kamar. Kurasa aku salah. Aku tidak membeli makanan manis apapun pekan ini. Lalu apa yang membawa puluhan semut kemari, ke kamarku?
Hhh..
hei percuma kau disini. Gumamku.


Aku menuangkan air dari teko ke gelas. Sebelum meminumnya, aku tersentak. “Hei apa-apa’an ini?” puluhan semut atau –bisa disebut bangkai semut- mengapung di bagian gelasku. Tandanya beberapa semut ceroboh telah tenggelam beberapa jam di tekoku.

sumber: google.com
Aku membuang air yang telah banyak terisi bangkai semut itu. Dan menuang air dari galon  yang masih aman –dari bangkai-. Aku meneguk air.
“apa yang dilakukannya? Kenapa mencoba meminum air, bila akhirnya tenggelam? Apa yang kau cari semut? Sampai rela mengambang tak bernyawa disitu?”

Aku menyalahkan puluhan semut yang tewas di teko tempat air. Sungguh di dalam teko tersebut bukan madu, bukan makanan manis. Tapi kenapa dia (semut) rela mati? Aku terheran.
Aku berpikir sejenak.
Ya kiranya di dalam sini adalah air gula yang manis, mungkin perjuanganmu tak kuanggap sia-sia Mut… (semut)
Namun, ini hanya air.. Kenapa pula kau rela meneguknya hingga mati mengambang?
Aku merenung. Kiranya begitulah manusia. Bekerja keras mencari manisnya dunia. Tapi bila berakhir seperti semut ini, apa tak menyesal?
Padahal manisnya air aqua tak seberapa, dibanding perjuangannya. Mengekor dari atas langit-langit kamar, turun merayap, mencari sebuah ‘gula’, namuun apa yang dia dapat?

Manusia, diriku pula.. Renungilaah… jangan sampai perjuanganmu di dunia menghasilkan sesuatu yang sia-sia… menimbulkan penyesalan, ketika sudah tak lagi bernyawa…

Ada beberapa ayat dalam al-quran yang butuh direnungkan, manusia menganggap telah beramal sebanyak-banyaknya… namun pahala di akhirat tidak seberapa.

Banyak manusia, yang mati-matian mencari-cari sesuatu yang melelahkan. Namun hakikatnya adalah kesiaan. Naudzubillah min dzalik..

###

“Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan mengumpulkan kekuatannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk lagi hina.
Dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menjadikan kemiskinan terpampang di matanya. Allah akan menceraiberaikan kekuatannya, dan ia tidak akan memperoleh dunia kecuali apa-apa yang ditetapkan baginya”

(HR. Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Albany dalam silsilah shahihah)

Begitu banyak yang lelah di dunia, namun di akhirat tak mendapatkan apa-apa. Naudzubillah min dzalik

###

Apa yang kau cari dari dunia, Yaaa Ayyuhannas (wahai manusiaa..) Bila tanpa keridhoan illahi, apa makna hidup ini?

Hasan Al-Basri pernah menulis surat pada Umar Bin Abdul Aziz:
“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu tempat berkunjung, bukan tempat tinggal. Diturunkan Adam ke dunia merupakan hukuman. Karena itu berhati-hatilah terhadap dunia, wahai Amirul Mukminin…"
Rasulullah Bersabda:
“… Perumpamaan diriku di dunia ini ibarat seorang pengembara yang beristirahat di bawah pohon, untuk kemudian beranjak lagi meninggalkannya”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albany)
Rasulullah memisalkan juga dalam Hadits Riwayat Muslim, kehidupan dunia seperti cahaya indah sebuah api yang dinyalakan. Kemudian datang laron yang mendekati cahaya tersebut. Seperti halnya laron suka pada cahaya, manusiapun suka pada dunia. Bila dia tak berhati-hati, maka terbakarlah ia. Bila ia menginginkan dan tamak akan dunia, celakalah ia. 

Kiranya seperti itulah yang kusaksikan tentang semut, juga membuat ku bertanya, “Apa yang Kau Cari?”
 
sumber: google.com
Maka, carilah keridhoan Allah, jadikan akhirat sebagai tujuan terbesarmu..
Jangan siakan waktu dan tenaga hanya memilih kehidupan dunia yang hanya sekejap..

Sungguh nasehat ini untuk sang penulis.
Semoga lebih memperbaiki kualitas diri…  
Semoga Allah senantiasa memberikan ampunan dan hidayahNya sampai akhir hayat.. sehingga menjadikan kita hamba beruntung, husnul khatimah..
 ***

10 Rabiul Awal 1437 H – 22 Desember 2015 M
Flash back sekitar 2 tahun lalu, di kamar kos Keputih Gang III, Sukolilo Surabaya

Buku rujukan: 
Terapi Penyakit Wahn (Cinta Dunia) ditulis oleh Ust Abu Ihsan dan Ummu Ihsan


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar