Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Jumat, 25 Desember 2015

Metode


Aku mencoba mengatur napas. Duduk mematung dengan perasaan yang kurasa sudah tak karuan. Aku sudah tak mampu lagi melihat wanita di depanku ini. Beliau membuka suara, “Kamu memakai metode ini dapat darimana?”
“mm.. dari sumber x ini Bu..”
“Kamu kenapa nggak belajar dari kesalahan sih… Metode ini nggak jelas. Kamu harus cari yang valid. Saya NGGAK MAU TAU!” suaranya seperti memekik, walaupun beliau mengucapkannya dengan notasi datar
“Baik Bu..”
“Ini ilmiah, kamu harus hati-hati memakai metode. Kalau metodenya salah, hasil penelitian kamu bakal rancu.. Kamu jangan bikin metode sendiri!” Lagi. Suaranya begitu memekak telinga. Walaupun beliau tak berteriak
Aku membuat metode sendiri? Tidaaak… aku ingin katakan itu. Tapi entah, suaraku terasa berat. Kalaupun keluar akan terasa parau.
“Baik Bu.. Saya akan coba perbaiki”

Kemudian aku berdiri dari kursi panas, dan keluar dari ruangan itu. Ya Allah.. berat sekali namanya TA.. pikirku saat itu.
Lalu, kenapa bodoh sekali sih din? tidak bisa menjelaskan dengan baik ke dosen. Ralat, aku tidak bodoh, hanya sedikit luput.
Dan lagi, ditanya metode kenapa begitu blepotan? Sampai dianggap membuat perkara baru dalam metode? Dibilang ngawur? –sudahlah. Tidak kuceritakan disini.
Mereka (para dosen) meminta setiap perlakuan dalam penelitian ini berdasar. Tidak ngawur. Intinya seperti itu.

Ya Allah… Benar. Aku merasakan sidang di dunia saja seperti ini, bagaimana di akhirat? Apalagi kalau kita salah metode dalam berAGAMA? Bukankah fatal hasil –amalan yang kita kerjakan? 
Aku jadi berpikir, dalam hal ilmiah seperti penelitian –kita dituntut DASAR (dalil istilah dalam agama). Kenapa kamu ngerjain step seperti ini? Apa tujuannya? Apa ada penelitian yang mendasari? Dan sebagainya.
Dan saat ini, kenapa untuk urusan AGAMA juga tidak berpikir demikian? Kenapa tidak mencari dasar atau dalil yang tepat dalam menjalankan sebuah ibadah? Bukankah sidang di hadapan Rabb kita lebih menegangkan?

Aku tergugu menangis.
Begitu sering kita menangisi urusan dunia, tapi sangat jarang menangisi kualitas amalan akhirat kita…

Begini ya rasanya salah METODE.
Bagaimana kalau salah metode dalam beragama? Naudzubillah min dzalik…
Menganggap yang dilakukan sudah benar, namun sayangnya tidak sesuai Rasulullah, sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in. Naudzubillah..

Maka, perkara ibadah HARUS lebih berdasar tentunya.. Mungkin ini hikmah yang pernah kualami ‘sidang’ di dunia. Tentu, di yaumil hisab Allah menanyakan lebih detail… Allahu’alam

sumber: google.com
“Tunjukkanlah jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau beri nikmat. Bukan jalannya jalannya orang yang Kau Murkai, dan bukan jalannya orang yang tersesat” (Al-Fatihah:06-07)


***




12 Rabiul Awal 1437 H – 24 Desember 2015 M
Flash back 1 tahun lalu, ketika pengerjaan skripsian :'D


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar