Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Rabu, 21 Oktober 2015

Nafisa; Wasilah Cinta Khadijah pada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam



#disari dari rekaman kajian Ustadz Nuzul Dzikri berjudul ‘Khadijah; cinta terindah sang Nabi’

Khadijah; wanita terpandang, cantik, terkaya di Mekah. Banyak yang berharap mendapatkan cintanya. Namun kedewasaannya tidak terburu memilih seorang pendamping hidup. 

Nafisa mengetahui gelagat ‘ketertarikan’ Khadijah pada seorang pemuda bernama Muhammad. Sungguh, tidak ada kalimat ‘curhat’ yang menggebu dari Khadijah. Nafisa memperhatikan, ada sikap Khadijah yang berbeda pada sang pemuda ‘al-amin’ tersebut.

Kemudian, Nafisa menawarkan pada Khadijah agar ia bisa menjadi wasilah/perantara kepada Muhammad. Hal itu disetujui Khadijah.

Nafisa menemui Muhammad seperti halnya seorang bibi menemui keponakannya, atau disebutkan dari sebuah riwayat, seperti seorang ibu menemui putranya.


“Wahai Muhammad, kau adalah pria tampan, dan sudah memiliki pekerjaan.. Umurmu sudah 25 tahun. Kenapa kau tidak menikah?”
Rasulullah merasa belum cukup finansial saat itu. Kemudian Nafisa menawarkan bentuan untuk masalah finansial.
“Lalu, dengan siapa aku bisa menikah?”
“Lelaki sebaik dirimu, kurasa tidak ada yang pantas mendampingi; selain Khadijah.”
“Bagaimana caranya aku menikahinya?”
Aha.. Jawaban itu! Nafisa menangkap respon positif, bahkan ia merasa Muhammad juga memiliki ketertarikan yang sama. 

Singkat cerita. Nafisa memberi cara pada Rasulullah agar melamar Khadijah.
Dan terjadilah pernikahan agung antara Khadijah (wanita mulia) dengan Muhammad (al-amin)

Dari cuplikan kisah diatas, terlihat kecerdasan seorang Nafisa. Dia tidak memburu Khadijah dengan pertanyaan “Bagaimana kau mencintainya?”, “Sejak kapan kapan kau mencintainya?” dsb. Wallahu’alam. Namun, dengan observasi, Nafisa mengetahui gelagat ketertarikan Khadijah pada Muhammad.

Kecerdasan Nafisa lainnya adalah dia tidak menjatuhkan nama Khadijah di depan laki-laki yang disukainya. Dia tidak mengatakan pada Rasulullah, “Khadijah menyukaimu, lhooo…” dan kalimat lainnya yang dapat menjatuhkan kemuliaan Khadijah saat itu. Nafisa memilih kalimat pancingan, “Lelaki sebaik dirimu hanya pantas menikahi wanita spesial pula” Wallahu’alam. Sehingga timbul pertanyaan, “siapa yang cocok denganku?” || “Khadijah!” || mendengar nama Khadijah yang disebut, kemudian rasulullah terlihat merespon baik, Nafisa melanjutkan misinya.. ‘Agar Muhammad segera melamar Khadijah’

Ini tips, para wasilah atau perantara yaa.. hhe jangan sampai menjatuhkan salah satu pihak. Sehingga bila ternyata pihak lainnya menolak, kemuliaan wanita/pria yang meminta bantuan –tidak tercoreng. Wallahu’alam

Dan ada ibrah lainnya, dalam memasangkan seseorang, lihatlah ‘kesepadanan’. Jangan hanya asal menjodohkan. Dari kisah Khadijah dan Muhammad, Nafisa membaca suatu kesepadanan diantara keduanya. Wallahu’alam. Khadijah; wanita terpandang, cantik, dan menjaga dirinya (wanita baik-baik). Sedangkan Muhammad; pemuda tampan, baik, terpercaya, terpandang; cucu penjaga zam-zam.
Wallahu’alam
  
Sedikit-banyak, Nafisa memiliki peran khusus dalam kisah cinta Khadijah dan Rasulullah.
Wallahu’alam bishowab…    

Surabaya, 8 Muharram 1437 H/21 Oktober 2015 M 
#semoga Allah mengampuni penulis# 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar