Di WA bertubi-tubi yang berakhir dengan kalimat; ya saya pikirkan dulu.
***
Seperti biasa, saya membuatkan sarapan dan segelas milo hangat untuk adik. Tapi entah kenapa ada yg salah. Ooh takaran airnya kebanyakan.
Adik menggeleng-geleng iba "mbak lagi sehat?""Sepertinya tidak."
"Ya sudah, aku yg beresin"
Benar. Saya sedang tidak sehat. Bukan masalah fisik, tapi lebih ke ini (nunjuk hati)
***
Saya sedang berpikir ulang apa yg salah. Ah aku terlalu mengharap pada manusia bukan padaNya, sehingga ditabok dikit udah linglung.Daan, saat wisuda semuanya terasa hambar. Tidak ada yg spesial. Toh semua hanya titipan. Tetap disyukuri. Namun apa yg terjadi didepan adalah kuasaNya
Malam hari setelah wisuda saya benar2 tepar. Lelah. Tidak ada yg berkesan. Ritual dgn kalung yg disebut gordon, toga kebanggaan, emblem berwarna biru dengan pita hitam khas fakultasku, ditambah lembar map berisi ijazah. Atau kalau ada, akan ada plakat bertuliskan nama dibubuhi titel, taburan ataupun buket bunga, hadiah beberapa orang terdekat, dan sebagainya.
Kurasa hanya itu.
Tidak lebih membahagiakan daripada hanya sekedar euforia.
Adikku mengatakan: "habis wisuda biasanya foto2"
"Aah saya sudah lelah" bruk. Dan tidur.
Pukul 20.30 ada panggilan masuk. Dan jelas, telfon itu lah hal yg membahagiakan untuk hari ini. Tidak ada yg lain.
Bahagia bukan berarti selesai ya.
Dua hari setelah itu timbul ketidaknyamanan. Kemudian terkirim pesan yg kurang enak.
Pagi harinya saya mendiskusikan dengan orang kepercayaan. Yah tidak membuahkan hasil. Namun sedikit melegakan.
Sore harinya? Malah mbeler karena terharu. #halah lebay
Malam harinya, dikirimkan pesan-pesan singkat yg sedikit menemukan titik terang.
Ya titik terang yang bisa menjadi tumpuan keputusan-keputusan yang akan saya buat selanjutnya.
 |
| Langit sore Taman Keputih Sukolilo Surabaya |
Jangan berharap pada manusia
Lelah bila terus mengharap pada manusia.." #diary 18121436H
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar