*late post
Harusnya ini mau diikutin lomba, tapi berhubung sudah ditutup, maka aku posting di blog. Buat menuh-menuhin blog. hhe ^^ semoga bisa diambil hikmahnya...
nyomot dari google |
RESENSI Assalamualaikum Beijing
Gadis ayu itu bernama Ra. Gadis
mandiri dan tegas yang menautkan hati kepada pria jangkung bernama Dewa.
Ra dan dewa seolah menjadi
sepasang kekasih yang tidak akan terpisahkan. Umur keduanya telah matang dan
mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Tinggal hitungan bulan mereka akan
melangsungkan pernikahan. Namun, takdir tidak berjalan demikian.
Untuk suatu alasan, Ra harus
mencampakkan rencana pernikahan dengan Dewa. Ya, karena pengkhianatan yang
telah Dewa lakukan. Mereka akhirnya berpisah.
Di lain sisi, Asma; gadis
berjilbab yang enerjik dan memiliki prinsip kuat dalam Islam. Dia enggan
bersalaman dengan pria yang bukan mahram dan enggan memandang pria yang belum
halal baginya.
Ketika di Beijing, Asma bertemu
dengan pria China berahang kukuh bernama Zhongwen. Pria penggila legenda cinta Ashima tersebut memiliki ketertarikan
tersendiri ketika bertemu Asma.
Ketika Asma kembali ke Indonesia,
Zhongwen masih menyelipkan cinta di rongga hatinya untuk gadis berjilbab itu. Perasaan
yang belum terungkap.
Dua Kisah; Ra dan Dewa, Asma dan
Zhongwen, menjadi alur yang sulit ditebak di dalam novel ini. Kisah yang terus
beriringan, sehingga bermuara pada satu konklusi.
Setelah pengkhianatan yang
dilakukan, Dewa harus menelan pil pahit dengan menikahi wanita bernama Anita.
Perasaan cinta dan rasa bersalahnya kepada Ra bergemuruh di hati Dewa semenjak
pernikahan yang tidak ia inginkan.
Di tengah kegelisahan Dewa pada
pernikahannya yang tak bahagia, Ra mampu mengemas rasa gundahnya dengan rapi.
Rasa sedih yang ia derita telah mengubur harapan dan angan tentang pria bernama
Dewa.
Meskipun perasaan cintanya belum
sepenuhnya hilang, Ra terus bangkit dengan perubahan yang terus ke arah lebih
baik. Dia mulai mencoba mengenakan jilbab mungil ke kantor dan mencoba menjaga
diri agar tidak lagi jatuh pada cinta yang mengkhianatinya.
Di belahan dunia yang lain, Zhongwen masih menyimpan perasaannya kepada Asma. Percakapan dengan Asma beberapa kali tentang islam menggerakkan hatinya untuk merenungi keberadaan Tuhan.
Di kala perenungan dan pencarian
Zhongwen terhadap Islam, Asma jatuh sakit. APS! Penggumpalan darah yang
sewaktu-waktu menyerang sistem organnya. Penyakit yang tidak diketahui siapapun
kecuali Mama dan sahabatnya.
Kisah di dalam novel ini tidak klise. Menghadirkan kejutan
di Lima Bab terakhir. Pertemuan kembali Ra dan Dewa setelah setahun berpisah.
Perjumpaan kembali Asma dan Zhongwen setelah terpisahkan batas negara
bermil-mil.
Kisah didalam buku ini dikemas begitu apik. Kisah yang
bersahutan. Kisah kegundahan Dewa yang sebenarnya masih memiliki perasaan
terdalam terhadap Ra. Kisah perjuangan Ra keluar dari lingkar masa lalunya.
Kisah pilu Asma yang bertahan pada penyakit yang tiba-tiba menyerangnya. Kisah
proses hidayah Zhongwen menemukan cinta Alloh dan memantapkan untuk menjemput
Asma sebagai bidadarinya.
Awalnya, muncul pertanyaan apa hubungan Kisah ini? Ra-Dewa,
Asma-Zhongwen. Terlalu samar. Dan apa hubungannya dengan Beijing?
Seperti yang saya katakan diatas, alur dalaam novel ini
sedikit sulit ditebak. Kisah yang terus bergulir bersebrangan hingga bermuara
pada satu penyelesaian yang cukup mengejutkan.
Di akhir cerita, disuguhkan pertunjukan bahwa takdir Alloh
itu begitu indah dan rencana-Nya begitu fantastis.
Banyak nasihat moral yang perlu menjadi garis bawah. Patah
hati karena cinta tak lantas melemahkanmu, justru harus diobati dengan terus
memperbaiki diri. Seperti kisah Ra dalam kisah ini. Ngomong sih enak, yang ngejalanin susah bukk... Hhe.. Begitulah,
mungkin praktik tidak semudah teori. Tapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Yang harus dijadikan cambuk adalah
istilah MOVE ON = Hijrah ke jalan kebenaran!
Banyak hal untuk direnungi dalam novel ini, bahwa Islam
sangat mengatur adab antara pria dan wanita. Tidak bersalaman dan tidak
bersentuhan bagi yang bukan mahram memiliki banyak hikmah besar. Tidak pacaran
juga merupakan keindahan Islam dalam menjaga ikatan sebelum pernikahan. Banyak
hikmah yang dapat diambil. Tentu karena penulis mampu menggiring pembaca dari
satu kisah ke kisah yang kuat sehingga diambil kesimpulan yang begitu
berkaitan. Bahasa dalam novel ini yang mengalir, tegas, namun tidak cenderung
menggurui, menjadi penguat amanat yang hendak disampaikan penulis.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar