Selasa, 1 Rabiul Akhir 1434 H
Aku memasuki kelas dengan canggung, kemudian memilih bangku pojok yang jauh dari jangkauan orang-orang. Aku duduk dan meletakkan tas punggungku di bagian kursi kosong sebelah kananku. Aku tak berani memutar kepala dan melihat sekeliling, karena aku yakin wajahku merah karena malu.
Aku tengah asik menyibukkan diri pada coretan di buku catatan kecil bersampul hijau. Tiba-tiba dari arah pintu, muncul perempuan berkerudung abu-abu dan kemudian menggapai bangku sebelah kiriku yang kosong. “Kosong?” tanyanya sedikit cuek. Aku pun mengiyakan dan mempersilahkannya duduk.
Aku memasuki kelas dengan canggung, kemudian memilih bangku pojok yang jauh dari jangkauan orang-orang. Aku duduk dan meletakkan tas punggungku di bagian kursi kosong sebelah kananku. Aku tak berani memutar kepala dan melihat sekeliling, karena aku yakin wajahku merah karena malu.
Aku tengah asik menyibukkan diri pada coretan di buku catatan kecil bersampul hijau. Tiba-tiba dari arah pintu, muncul perempuan berkerudung abu-abu dan kemudian menggapai bangku sebelah kiriku yang kosong. “Kosong?” tanyanya sedikit cuek. Aku pun mengiyakan dan mempersilahkannya duduk.
Aku mengingat senior yang berada di
sebelah kiriku. Tapi aku benar-benar lupa namanya. Tak lama kemudian
dosen sepuh yang bergelar profesor itu masuk. Beliau adalah pengajar
pada mata kuliah ini. beliau membawa laptop kecil dan memicingkan
matanya seraya membuka kelas sore itu.
Tanpa babibu, beliau memulai kelas
sore itu dengan suaranya yang lembut. Suaranya terdengar pelan.
Untunglah aku memilih bangku pojok depan. Pengajarku ini merupakan
salah satu profesor di jurusanku. Beliau terkenal sebagai dosen
penyabar dan berkarakter. Sifatnya sangat kebapak'an dan bersahaja.
Aku tertarik mengambil mata kuliah
ini salah satunya karena ingin mengenal sosok beliau. Jujur saja, aku
merasa semester ini butuh hal-hal yang fresh. Haha... Stres yang
melanda semester lalu, tidak ingin aku dapati lagi. Haha.. Semoga
semester ini yang kata kebanyakan orang serem dengan tugas besarnya
Plambing dan perpet, bisa terlewati dan terobati dengan pengambilan
mata kuliah Manajemen perusahaan ini :)
Sesaat beliau menjelaskan dengan
sangat garing. Beliau terkesan sangat serius. Kemudian beliau
memaparkan contoh-contoh yang sangat mudah difahami. Dari situlah,
saya mengenal sosok Bapak Wahyono yang terkenal sangat bersahaja.
Contoh dan aplikasi yang beliau tawarkan sangat menarik. Beliau juga
menjelaskan bagaimana menjaga lingkungan di tengah pembangunan
bisnis-industri.
Hal yang paling mengesankan dari
beliau adalah pemaparan tentang 2 hal yang sangat diperlukan dalam
berbisnis. Beliau mengungkapkan, dalam berbisnis bekal yang pertama
adalah networking. Ya, tanpa ada jaringan/teman/rekan tidak akan
berjalan dan berkembang suatu perusahaan. Lalu yang kedua? Beliau
mengatakan; yang kedua adalah SEDEKAH. Apa hubungannya? Bapak Wahyono
menjelaskan dengan analogi reservoir, alat pada teknik lingkungan
tersebut tidak akan terisi sebelum ada bagian yang dikeluarkan.
Begitulah harta, sebelum kita sedekahkan, usaha dan pendapatan tidak
akan masuk. Itulah salah satu kiat sukses berbisnis; yakni networking
dan sedekah (memberikan sebagian harta) pada orang yang lebih
membutuhkan. Tentunya sedekah juga melatih keikhlasan dan menambah rasa syukur :)
Banyak hal yang aku pelajari dari
hari pertama kuliah manajemen Perusahaan. :) salah satunya adalah
sistem di Malaysia yang mencanangkan Skripsi-Thesis-Disertasi untuk
BANKABLE. Sedangkan di Indonesia masih sebatas RACKABLE -plesetan
beliau-. Di Malaysia, Tugas Akhir mahasiswa benar-benar diaplikasikan
dan dibuat pengembangan usaha. Sehingga setiap tahun, malaysia
membutuhkan tenaga kerja yang senantiasa meningkat. Tidak heran, tiap
tahun ada aja WNI yang dikirim kesana buat jadi TKI. Andai saja tugas
akhir mahsiswa di Indonesia juga BANKABLE, maka pengangguran akan
berkurang. Peluang kerja pun akan meningkat, sehingga WNI tidak
jauh-jauh kerja di negeri tetangga.
Beliau juga menjelaskan, mahasiswa
di Indonesia lebih siap menjadi pegawai dengan dalih cari aman.
Padahal dengan membuka usaha dan membuka lapangan kerja, di saat itu
pula dia membuktikan tidak menyia-nyiakan apa yang Alloh berikan.
Aku sangat tidak menyesal memilih
dan masuk mata kuliah ini. Meskipun di dalam kelas itu mayoritas
tidak begitu aku kenal dan hampir semua angkatan atas, namun disini
aku benar-benar belajar. Awalnya mungkin sangat canggung dan kikuk.
Tapi aku juga memiliki hak yang sama untuk belajar. Aku bisa menggali
hal baru yang mungkin tidak aku dapat pada mata kuliah yang lain.
Semoga aku dapat mengaplikasikan tiap hal yang disampaikan dalam
kuliah tersebut. Bismillah :)
Kuliah selesai sekitar pukul 15.40
WIB. Aku sempat ngobrol dengan mbak yang belum aku tahu namanya.
Haha.. yang kuingat, dia adalah mahasiswa tingkat akhir, angkatan
2009. Dia sempat menanyakan “angkatanmu nggak ada yang ngambil mata
kuliah ini ta dek?” aku pun menjawab tidak. Haha... Mungkin mbak
yang ada di sebelahku itu membatin nekat bener ni anak.. Haha..
Tapi, apapun itu, niatku disini belajar dan menggali ilmu. Sangat
beruntung di sebelahku ada mbak yang mau ngajak ngobrol sesekali.
Haha...
Aku
menyebut kuliah Manper ini sebagai salah satu uji nyali. Haha..
Karena di saat tidak ada yang aku kenal, disinilah aku akan menambah
kenalan; yang bisa disebut menambah NETWORKING. :)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar