Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Kamis, 05 Januari 2012

Aku dan Fiksi

sedang mematung, memandangi karangan fiksiku. Sesekali memencet keyboard laptop untuk mengedit tulisan yang terpampang di layar.
buruk. tak ada bagus-bagusnya. *mendesah kesal.

sudah beberapa kali bikin karangan fiksi, namun hasilnya nol. Nggak bagus sama sekali! -__-
sejak SD, SMP, SMA, bahkan sekarang, karyaku dalam bentuk fiksi nggak pernah membuahkan hasil yang maksimal.
Kalaupun jadi sebuah karangan, bukan dalam bentuk cerita (cerita pendek, cerita panjang). Pasti bentuknya seperti antologi, bahkan terkesan seperti curhatan.
Sempet mikir, mungkin nggak bakat nulis karangan fiksi seperti cerpen, novel atau semacamnya. haha.. *frustasi 
Nasehat temen: "mungkin cocoknya kamu jadi editor Din.." 
*aamin. Pinter banget ngehibur

Hal yang menyusahkanku dalam menulis cerpen dan semacamnya itu terletak pada alur dan klimaks. Bayangin deh, udah capek-capek bikin pembukaan dengan diksi yang super lebay (hahaha.. ) pas nentuin alur cerita yang menarik, aku gagal. Kalau alur ceritanya nggak menarik, apalagi klimaksnya? Ya nggak?  
*-__- bener-bener nggak bakat.

Tapi ada satu yang diingat, yakni kode etik seorang penulis muslimah! *ecieleee...
Dikutip dari buku 'tanya-jawab' seputar muslimah, kurang lebih seperti ini. 
Ada pertanyaan, "bolehkah seorang muslimah menjadi penulis?" 
Jawaban yang bisa ditebak: "Boleh, pasti boleh. yang perlu diingat adalah tulisan apa yang hendak engkau tulis. Sah-sah saja menulis. Cerita, kisah, atau apapun, tapi jangan sekali-kali membuka aib diri sendiri. Jaga rasa malu sebagai seorang muslimah. Jaga rasa malu terhadap aibmu di masa lalu ataupun aibmu kini. Tulis kisah yang tidak mencoreng kesucianmu sebagai muslimah. Wallohualam 'bishowab" :) Subhanalloh...


karangan fiksi. Mudah. Namun, misi apa yang hendak diusung. Hal apa yang bisa dipetik dari cerpen, kisah yang kita buat. Jangan pernah membongkar aib sendiri, terlebih membongkar aib orang lain :)

Menurutku, karangan fiksi merupakan media dakwah (juga) seperti halnya artikel, essay, atau opini.
Cukup sulit bagiku, menulis karangan fiksi dengan tujuan yang bisa tepat sasaran. Kalau bisa, jadi penulis fenomenal seperti Kang Abik (Habiburahman El-Shirazy) yang membangun jiwa dan semangat beragama, atau Andrea Hirata dan A.Fuadi tentang perjuangan mengganggam mimpi dan mewujudkannya. haha..
Memang setiap orang memiliki cara menulis sendiri-sendiri. Tapi, paling tidak tulisan yang digarap memiliki nilai ilmu dan pengetahuan bagi pembaca. Bukan cerita yang cinta-cintaan mulu, dengan adegan gombal yang justru tidak mencerminkan bangsa Indonesia.
Semangat berkarya untuk kemajuan bangsa dan agama :) 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Fastabiqul khoirot :)

dan fiksi benar-benar sulit dan masih membuatku pusing. ssshhh...
*berusaha cari inspirasi lagi.. Lanjuuuuut!


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ini termasuk curhat ya?

Dini fahma insani mengatakan...

pokoknya ada unsur berbagi pelajaran :) nggak melulu curhat. :D
di bagian tulisan ini kan ada bagian yang perlu digaris bawahi, 'kode etik penulis muslim'

Anonim mengatakan...

curhat yang bergaris bawah

hahaha

Posting Komentar