Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Kamis, 20 Januari 2011

Fitnah dan Issue, Melandaku..

…Engkau mulai kasak-kusuk
Bergunjing kesana sini
Melilitkan isu di leherku.
Mengipaskan suasana panas

Entah apa yang harus kujelaskan
Aku enggan bicara,
yang penting suara dalam jiwaku adalah kebenaran
Biarpun hanya Tuhan yang mendengar…
(Ebiet G.Ade, Issue)

Kejamnya  issue. Sadisnya berita bohong. Dan sakitnya terlilit fitnah.  Beginilah rasanya… seolah tercabik, terkoyak dan ternistakan..

Siapa yang suka ini terjadi? Bahkan, akupun tak menyangka ini akan menimpaku…
Seolah mereka benar-benar menjerat leherku. Seolah mereka telah mencekik dan mematikan tiap sendi kehidupanku.

Apa yang mereka inginkan?
Tak habis pikir, sekejam itu mereka kepadaku. Begitu tega menusuk dari belakang. Begitu tega mereka berbuat hal demikian.

Aku mengingat, saat itu adalah bulan Mei. Entah tak ingin mengingat tanggal memilukan itu. Begitu sakit melihat memoar hitam yang ingin ku kubur dalam-dalam.
Orang yang ku baggakan, menyakitiku. Orang yang ku percaya, mengkhianati. Orang yang kuharapkan tak pernah melindungi. Seolah telah terjadi konspirasi diantara mereka untuk mencabik ulu hatiku dan merusak seluruh aliran darahku.

Aku menangis saat mereka tak ada. Aku menangis untuk diriku sendiri..
Sempat bertanya, Kenapa terlalu mempercayakan harapan kepadanya? Kenapa terlalu berangan tentang itu semua?

Selama 4 bulan diriku tak pernah seburuk ini menjalani nasib. Tepat setelah kejadian itu, di bulan September, seseorang menelfonku. Namun, dia bukan hendak menjelaskan semuanya, justru dia memperburuk keadaan ini… Dia justru membuatku sakit. Serasa luka ini disiram dengan garam dan tersayat kembali dengan luka yang lebih dalam.
Tak pernah aku menangisi ketidakberdayaanku ini. Tak dapat aku menghapus air mata yang terlanjur mengalir…
 
Seolah masih lekat akibat kepalsuan issue dan kekejaman fitnah yang melandaku, 6 bulan setelah bulan September yaitu bulan Maret. Tepatnya tanggal 25, tangisku benar-benar pecah. Tangisku tak terbendung lagi.
 Padahal kisah-kisah itu sudah kutenggelamkan 10 bulan yang lalu. Tengah kulewati sendiri dan mencoba melupakan semua.. Namun Maret itu, seolah mengingatkanku pada keadaan sakitku dan seolah lukaku kembali terkuak.
Maret merupakan tragedi terburukku. Seharian aku menangis, aku tak dapat tidur, tak dapat memejamkan mata dan tak dapat menghentikan linangan yang begitu deras.

Mungkin inilah yang juga dirasakan ibunda Aisyah Ra. Waktu terjangkit fitnah dan tak ada yang mempercayainya.
Semua bisu. Seolah enggan berujar didepannya. Namun sakitnya tak kepalang, saat tusukan belakang tepat mengenai hati yang kian mematikan sendi.
Bahkan Rasulullah pun tak dapat berbuat banyak ketika issue ibunda Aisyah menyebar dan menjangkit hingga lebih dari 1 bulan.

Ibunda Aisyah Ra. mengatakan: “Hari itu aku menangis sejadi-jadinya. Tetesan air mataku tidak berhenti. Aku tidak bisa tidur. Malam berikutnya, aku masih menangis. Tetesan air mataku tidak berhenti.  Aku tidak bisa tidur. Hingga aku menyangka bahwa tangisan tersebut akan membuka hatiku…”
Aisyah melanjutkan, “Dalam keadaan seperti itu, Rasulullah SAW. Masuk, mengucapkan salam, lalu duduk. Beliau tidak pernah duduk di sampingku semenjak orang ramai membicarakanku. Sudah berjalan satu bulan, namun belum satu wahyu pun tentang diriku diturunkan kepada beliau. Saat duduk, Rasulullah mengucapkan syahadat, lalu berkata (kepadaku)”
Aisyah berkata, “Maka setelah Rasulullah SAW. Menyelesaikan pembicaraannya, air mataku bertambah deras sampai aku tak merasakan ada tetesan lagi…”

Saat Ibunda Aisyah terbebani dengan fitnah dan issue yang tengah dilandanya, beliau tak berharap ayat Al-Qur’an menjelaskan bahwa dirinya bersih. Karena Aisyah Ra. sadar, dirinya bukan manusia mulia seperti Maryam yang diabadikan dalam ayat suci Al-Qur’an. Namun, Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang, sebanyak sepuluh ayat. Allah menurunkan kepada Ibunda Aisyah Ra. untuk membersihkan namanya dari kekejaman issue dan fitnah.
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga…” (Q.S An-Nuur:11)

Dan perasaan tercabik karna issue inilah yang telah melandaku.
Aku sadar, aku bukan ibunda Aisyah Ra. yang suci dan bersih. Bahkan, terlalu mustahil Allah menurunkan wahyu untuk meredakan tangisku… Namun, aku percaya ada pertolongan yang Allah berikan pada hambaNya yang benar dan bersabar.
“…Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (Q.S Yusuf:18)
               
Tak mudah menghadapi ini semua. Tak mudah meminta kebenaran saat dipihak lain telah menganggapku salah. Tak mudah menghapus air mataku yang terlanjur deras.

Namun, akan kucoba untuk berdiri, meski sendiri.
Akan kucoba untuk bangkit. Dan tak ingin rapuh lagi.
Aku akan menghapus air mataku.  Dan aku akan menyusun kehidupan yang dulu hanya sebuah puing-puing hitam menjadi kehidupan indah tanpa dusta dan kepalsuan… 
***

Terinspirasi dari:
-Kisah Aisyah Ra. yang termaktub dalam Al-Qur’an (Q.S An-Nuur)
-Buku “The Greatest Women”
-“Issue” , judul  syair yang diciptakan oleh Ebiet G.Ade
 -Mario Teguh, Golden Ways Metro TV, “Issue”.
-Beberapa orang yang pernah mengisahkan cerita pahitnya kepadaku, hingga kini aku rangkai menjadi cerita yang lumayan agak lebay. Hehe v
 -Banyak lagi inspirasi yang mungkin aku lupa menyebutkannya.
Tapi, buat yang ngrasa udah nyumbang kisah-kisahnya ke aku, “Thanksomuch”.. cerita kalian begitu berharga untuk diabadikan, lewat coretan jelekku ini.. Xixi..

#Nilai saja apakah ini kisah nyata atau hanya fiktif belaka. Apapun itu, semoga bermanfaat.. :)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

3 komentar:

Anonim mengatakan...

looking for the truth? you can get in two ways, and i know you understand about that.

Dini fahma insani mengatakan...

two ways?..

maaf, sapa yaa..?

Dini fahma insani mengatakan...

ini alay banget tulisanku --"

Posting Komentar