sedikit membahas ini; "Pendidikan Anak" :))
mungkin tidak bisa membahas sampai ke akar-akarnya. Karena Dini bukan ahli pendidikan dan belum berpengalaman hhe..
Sedikit
membahas dari sisi sang anak.
cekidot..! ini adalah potongan cerita –yang pengen aku bikin novel #eh
***
“Hei Ira,
kenapa ibumu begitu seram?”
“Seram
katamu? Ibuku orang yang baik tau!” Tegasnya dengan sepasang mata bulat yang
melotot.
“Hmm.. tapi terlihat seram dengan pakaiannya yang
serba gelap seperti itu. Kenapa memakai serba gelap sih?” tanyaku takut
membuatnya marah.
“SYARIAT!”
Ira memekik dengan lantang.
“Apa itu
syariat Ra?” otak bocah kecil sepertiku belum mengerti istilah asing itu.
“Syariat itu
ya syariat!” Ira membetulkan krudung mungilnya seraya berpikir serius dengan
ucapannya barusan. Sepertinya dia juga tidak faham –atau mendadak lupa dengan
makna kata SYARIAT.
“Tapi sangat
aneh Ra. Sangat jarang kutemui orang memakai pakaian serba gelap dengan penutup
muka seperti ibumu..” kataku pelan.
“Jangan
bilang ANEH! Ketika dewasa, aku ingin seperti ibuku! Berpenampilan seperti
ibuku!”
Aku
tercengang.
***
Dari cuplikan cerita diatas bisakah mengambil kesimpulan?
Pendidikan.
Pendidikan anak.
Bermula dari keluarga, lingkungan terdekat. Dan yang paling utama dalam mengusung pendidikan anak adalah seorang IBU.
Bermula dari keluarga, lingkungan terdekat. Dan yang paling utama dalam mengusung pendidikan anak adalah seorang IBU.
istilah yang
sangat populer; “IBU adalah madrasah pertama bagi seorang anak”
Sangat benar. Disadari atau tidak, ibu memegang peran penting dalam mengatur pola dan tingkah seorang anak. Kalau ibu tidak dapat berperan, mungkin lingkungan lain akan membentuk anak tersebut.
Dalam
cuplikan kisah yang kubuat diatas, tergambar seorang anak akan cenderung
berpikiran sesuai apa yang ada di dekatnya. Tanpa babibu, anak akan mencontoh
orang tuanya, selama orang tua tersebut layak dijadikan teladan. Sang anak
tidak akan menilai ibunya aneh ataupun ciri teroris. Karena dia menjadikan
ibunya sebagai teladan.
Pernah
beberapa kali aku menghadiri majlis ilmu. Di pelataran masjid banyak adik kecil
berlarian dengan jilbab lebarnya.
Temenku
mengatakan kurang lebih seperti ini: “kalau dari kecil dibiasakan memakai
pakaian syar’i, dari awal dia hanya mengenal pakaian syar’i aja. Yang tidak
memakai jilbab lebar justru malah aneh dipikirannya”
Ya benar.
Apalagi bila
seorang ibu yang setiap hari bersamanya juga berpenampilan seperti yang
disyariatkan, dan menyayangi dengan lembut, sang anak akan mengidolakan ibunya.
Tidak perlu membentak dan menyuruh dengan kasar. InsyaAlloh bisa dibiasakan dari awal. Tentunya lewat TELADAN!
Tidak perlu membentak dan menyuruh dengan kasar. InsyaAlloh bisa dibiasakan dari awal. Tentunya lewat TELADAN!
Berlaku juga
bagi seorang ayah yang ingin mendidik anaknya. Perlulah menjadi Teladan!
Kalau dari kisah
pribadi, pendidikan yang diajarkan orang tuaku adalah terkait Puasa dan Sholat.
Aku dulu
menyangka, umur 5 tahun kalau belum PUASA itu Dosa!! Karena pembiasaan
orangtuaku ketika kami (kakak, aku, dan adik) telah usia 5 tahun harus PUASA.
Maka, ketika
ada teman yang tidak PUASA saat usianya sudah 5 tahun atau lebih, maka aku
sangat sangsi melihatnya. Aneh dan rada' illfeel kalau anak udah SD belum
puasa. hha
Ya, dari pembiasaan.
Barulah tau,
ketika sudah dapat materi fiqih di MI, ibadah puasa memang diwajibkan bagi yang
sudah baligh.
Sekali lagi,
PENDIDIKAN memang butuh pembiasaan, lingkungan, dan Teladan dari Orang Tua.
Begitupun
ibadah sholat. Perlu diajarkan sejak kecil.
Inget cerita
Bapak, dulu pernah ngajak kakak yang masih balita ke masjid. Di tengah
al-fatihah baca 'aamiin' sendiri. hha
Selengkapnya silahkan baca tips mendidik anak sholat: Klik Kiat Mengajari Anak Sholat
Ya, dari
awal ajak putra-putri sholat. Karena pendidikan sejak dini cukup memudahkan.
Kenalkan dengan lingkungan yang kondusif.
jadilah
teladan. jadilah teladan
Berbicara
masalah pendidikan anak terkesan gampang gampang susah. Tentu penerapannya
jauuh lebih susah. Tentunya.
Berhubung
belum pengalaman jadi orang tua, mungkin aku hanya bisa berkomentar dari sisi
anak. :D
Anak cenderung melihat sekitarnya. Menilai sesuai pandangan orang tua. Dididik sesuai pola pikir orang tua. Pengalaman pribadi sudah membuktikannya.
Maka, ketika
menjadi orang tua berusahalah menjadi sosok yang bisa dijadikan teladan, dan
didiklah sejak dini. :))
Proses
mendidik dan menjadi 'sosok TELADAN' tidak akan didapat dari cara yang instan.
Harus sejak sekarang. Asah kedewasaan. Mulai saat ini. Mumpung masih belum
berkeluarga :P mulai perbaiki diri, mencoba menjadi 'sosok' orang tua yang BAIK
bagi putra-putrinya:))
Fokus
Perbaikan:)
Jember, 4
Syawal 1435 H
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar