Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Rabu, 30 Juli 2014

Pendidikan Anak


sedikit membahas ini; "Pendidikan Anak" :))
mungkin tidak bisa membahas sampai ke akar-akarnya. Karena Dini bukan ahli pendidikan dan belum berpengalaman hhe..
Sedikit membahas dari sisi sang anak. 

cekidot..! ini adalah potongan cerita –yang pengen aku bikin novel #eh
***
“Hei Ira, kenapa ibumu begitu seram?”
“Seram katamu? Ibuku orang yang baik tau!” Tegasnya dengan sepasang mata bulat yang melotot.
“Hmm.. tapi terlihat seram dengan pakaiannya yang serba gelap seperti itu. Kenapa memakai serba gelap sih?” tanyaku takut membuatnya marah.
“SYARIAT!” Ira memekik dengan lantang.
“Apa itu syariat Ra?” otak bocah kecil sepertiku belum mengerti istilah asing itu.
“Syariat itu ya syariat!” Ira membetulkan krudung mungilnya seraya berpikir serius dengan ucapannya barusan. Sepertinya dia juga tidak faham –atau mendadak lupa dengan makna kata SYARIAT.
“Tapi sangat aneh Ra. Sangat jarang kutemui orang memakai pakaian serba gelap dengan penutup muka seperti ibumu..” kataku pelan.
“Jangan bilang ANEH! Ketika dewasa, aku ingin seperti ibuku! Berpenampilan seperti ibuku!”
Aku tercengang.
***

Dari cuplikan cerita diatas bisakah mengambil kesimpulan?

Pendidikan. Pendidikan anak. 
Bermula dari keluarga, lingkungan terdekat. Dan yang paling utama dalam mengusung pendidikan anak adalah seorang IBU.
istilah yang sangat populer; “IBU adalah madrasah pertama bagi seorang anak”

Sangat benar. Disadari atau tidak, ibu memegang peran penting dalam mengatur pola dan tingkah seorang anak. Kalau ibu tidak dapat berperan, mungkin lingkungan lain akan membentuk anak tersebut.

Dalam cuplikan kisah yang kubuat diatas, tergambar seorang anak akan cenderung berpikiran sesuai apa yang ada di dekatnya. Tanpa babibu, anak akan mencontoh orang tuanya, selama orang tua tersebut layak dijadikan teladan. Sang anak tidak akan menilai ibunya aneh ataupun ciri teroris. Karena dia menjadikan ibunya sebagai teladan.

Pernah beberapa kali aku menghadiri majlis ilmu. Di pelataran masjid banyak adik kecil berlarian dengan jilbab lebarnya.
Temenku mengatakan kurang lebih seperti ini: “kalau dari kecil dibiasakan memakai pakaian syar’i, dari awal dia hanya mengenal pakaian syar’i aja. Yang tidak memakai jilbab lebar justru malah aneh dipikirannya”

Ya benar.
Apalagi bila seorang ibu yang setiap hari bersamanya juga berpenampilan seperti yang disyariatkan, dan menyayangi dengan lembut, sang anak akan mengidolakan ibunya.

Tidak perlu membentak dan menyuruh dengan kasar. InsyaAlloh bisa dibiasakan dari awal. Tentunya lewat TELADAN!
Berlaku juga bagi seorang ayah yang ingin mendidik anaknya. Perlulah menjadi Teladan!

Kalau dari kisah pribadi, pendidikan yang diajarkan orang tuaku adalah terkait Puasa dan Sholat.
Aku dulu menyangka, umur 5 tahun kalau belum PUASA itu Dosa!! Karena pembiasaan orangtuaku ketika kami (kakak, aku, dan adik) telah usia 5 tahun harus PUASA.
Maka, ketika ada teman yang tidak PUASA saat usianya sudah 5 tahun atau lebih, maka aku sangat sangsi melihatnya. Aneh dan rada' illfeel kalau anak udah SD belum puasa. hha

Ya, dari pembiasaan. 

Barulah tau, ketika sudah dapat materi fiqih di MI, ibadah puasa memang diwajibkan bagi yang sudah baligh.
Sekali lagi, PENDIDIKAN memang butuh pembiasaan, lingkungan, dan Teladan dari Orang Tua.

Begitupun ibadah sholat. Perlu diajarkan sejak kecil.
Inget cerita Bapak, dulu pernah ngajak kakak yang masih balita ke masjid. Di tengah al-fatihah baca 'aamiin' sendiri. hha

Selengkapnya silahkan baca tips mendidik anak sholat: Klik Kiat Mengajari Anak Sholat
Ya, dari awal ajak putra-putri sholat. Karena pendidikan sejak dini cukup memudahkan. Kenalkan dengan lingkungan yang kondusif.   
jadilah teladan. jadilah teladan

Berbicara masalah pendidikan anak terkesan gampang gampang susah. Tentu penerapannya jauuh lebih susah. Tentunya. 
Berhubung belum pengalaman jadi orang tua, mungkin aku hanya bisa berkomentar dari sisi anak. :D

Anak cenderung melihat sekitarnya. Menilai sesuai pandangan orang tua. Dididik sesuai pola pikir orang tua. Pengalaman pribadi sudah membuktikannya. 
Maka, ketika menjadi orang tua berusahalah menjadi sosok yang bisa dijadikan teladan, dan didiklah sejak dini. :))

Proses mendidik dan menjadi 'sosok TELADAN' tidak akan didapat dari cara yang instan. Harus sejak sekarang. Asah kedewasaan. Mulai saat ini. Mumpung masih belum berkeluarga :P mulai perbaiki diri, mencoba menjadi 'sosok' orang tua yang BAIK bagi putra-putrinya:))
Fokus Perbaikan:) 

Jember, 4 Syawal 1435 H



Intermezo:P aku-adik kandung-adik sepupu 10 tahun lalu


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar