Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Selasa, 03 April 2012

Melakukan Kebiasaan Kecil Untuk Hal Besar

Berikut ini adalah essay yang aku ikutkan dalam lomba essay "Green Weeks" BEM ITS :) 
Sebenarnya malu untuk posting tulisan ini.. hehehe.. Tapi berhubung sudah janji pada diri sendiri "Kalau dapat juara, bakalan aku publish di blog:)" Dan Alhamdulillah masuk nominasi pemenang.. :)
Okeee.. selamat membaca :D maaf, tulisanku masih banyak kekurangan :)
***
Ketika memulai bangku perkulihan, beberapa teman bercerita tentang keunggulan universitas masing-masing. Ada yang bercerita tentang kampusnya yang penuh pepohonan bak hutan lindung, ada yang bercerita tentang kebijakan memakai sepeda di area kampus, ada juga yang agak sombong bercerita tentang danau yang nyaman di kota metropolitan itu lho… dan masih banyak celoteh teman yang mempromosikan universitas mereka masing-masing. Lalu, apa yang diunggulin dari ITS? Areanya yang luas? Atau panasnya Surabaya?
      Mungkin baru-baru ini, sekitar satu tahun terakhir mahasiswa ITS patut berbangga dengan rencana yang cukup bergengsi yakni ITS Eco Campus. Makna Eco Campus sendiri merupakan kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan dan telah melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan. Bukti nyata yang telah dilakukan ITS salah satunya adalah Gugur Gunung (G2), yakni program penanaman pohon bersama seluruh civitas akademika ITS dalam rangka mewujudkan kampus ITS sebagai paru-paru kota Surabaya. Namun, apa dengan G2 yang telah terlaksana, membuat ITS menjadi Eco Campus? Hanya itu saja? Tentu tidak. Banyak catatan penting yang harus dilakukan untuk mewujudkan ITS Eco Campus. Banyak tugas yang panjang demi terwujudnya pengelolaan yang sistematis dan berkesinambungan di kampus perjuangan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
           Lalu, langkah apa yang dilakukan untuk mewujudkan ITS Eco Campus? Langkah awal yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan ITS sebagai lingkungan bersih, nyaman, sehat dan indah. Hal itu bisa diterapkan dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang membantu perealisasian eco campus. Kebiasaan kecil yang dibangun, harus tertanam pada seluruh civitas ITS. Bukan hanya mahasiswa, tapi harus diterapkan dari pihak rektor, dosen, karyawan, dan warga ITS tanpa terkecuali.
       Kebiasaan yang masih sulit dilakukan adalah membuang sampah pada tempatnya. Mungkin untuk urusan membuang sampah sangat mudah diucapkan. Namun faktanya, di ITS masih banyak yang membiarkan sampah berceceran disana-sini. Contoh kecilnya adalah bungkus permen, tanpa berpikir panjang mahasiswa pada umumnya akan membuang di tempat ia berdiri atau duduk. Padahal sekecil apapun sampah yang dibuang akan berdampak buruk pada kebersihan kampus.  Ada lagi fakta life style yang masih dilakukan mahasiswa ITS, yakni membiarkan kemasan makanan, botol, gelas yang dimakan dan diminumnya tergeletak di meja. Contoh konkritnya di sekitar perpustakaan pusat, banyak sampah kemasan makanan atau minuman yang dibiarkan begitu saja. Akibatnya, bila hal ini tetap dibiarkan, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya tidak akan terlaksana. “Boro-boro memilah sampah, membuang sampah yang tergeletak di meja saja males kok…”
        Fakta yang kedua adalah kebiasaan merokok di area kampus. Mungkin ada yang menganggap hal ini terlalu berlebihan bila mewacanakan ITS Eco Campus area bebas rokok. Namun, hal ini perlu diterapkan dan disosialisasikan di sekitar kampus bahwa kebiasaan merokok menambah jumlah emisi karbon. Emisi inilah yang memasok dan menyumbang kerusakan lingkungan dan pemanasan global. Untuk itulah, untuk mewujudkan ITS Eco Campus, perlu penerapan “ITS Area Bebas Rokok”. Hal ini dicanangkan bukan hanya untuk para mahasiswa, namun seluruh warga ITS pada umumnya. Tidak terkecuali pengunjung ITS, atau masyarakat diluar kampus. Sehingga program ITS Eco Campus Area Bebas Rokok perlu dipublikasikan secara luas, agar tamu, pengunjung atau masyarakat yang melewati ITS tidak merokok di area sekitar kampus. Dengan wacana semacam ini, “ITS Area Bebas Rokok”, semakin menguatkan Eco Campus gugur gunung (G2) yang bertujuan mewujudkan kampus ITS sebagai paru-paru kota Surabaya. Tentunya paru-paru kota Surabaya tanpa pasokan emisi karbon rokok.
         Langkah selanjutnya yang perlu diterapkan di ITS adalah ‘Satu Hari Tanpa Partikulat Kendaraan Bermotor’. Sudah bukan rahasia umum lagi, mayoritas warga ITS, mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan menggunakan motor dan mobil. Mungkin hanya sebagian kecil saja yang menggunakan sepeda. Mungkin, gagasan ‘Satu Hari Tanpa Partikulat Kendaraan Bermotor’ terkesan muluk-muluk. Tapi, apa salahnya bila diterapkan di ITS?
           Wacana ‘Satu Hari Tanpa Partikulat Kendaraan Bermotor’ dapat direalisasikan dengan menutup akses masuk ITS menggunakan motor atau mobil. Baik dari civitas dalam ITS maupun pengunjung yang biasa melewati ITS. Teknisnya, terdapat pos untuk memarkir kendaraan tersebut, sehingga yang memasuki kawasan ITS harus memakai sepeda atau berjalan kaki. Karena wacana atau gagasan ini dilaksanakan selama satu hari, maka dapat dilakukan sebulan sekali pada hari Sabtu minggu pertama.
         Gagasan ini tidak terlalu besar, namun paling tidak dapat mereduksi partikulat yang dihasilkan ITS selama beberapa tahun terakhir yang terus meningkat. Dengan berkurangnya partikulat selama sehari, maka hal ini meyakinkan bahwa ITS merupakan Eco Campus.
            Langkah-langkah diatas merupakan langkah kecil untuk mewujudkan hal yang besar. Mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, memiliki kesadaran untuk memilahnya, antara sampah botol, kertas, dan sampah reduksi. Kemudian, langkah selanjutnya adalah mencanangkan program “ITS Area Bebas Rokok”. Karena bahaya rokok bukan hanya berdampak pada perokok saja, tapi berbahaya pula bagi lingkungan dan bumi ini. Bila ITS mengaku eco campus, sudah sewajarnya ITS mampu membuat gagasan yang bermanfaat untuk lingkungan dan sekitar. Selain itu, perlu diadakan ‘Satu Hari Tanpa Partikulat Kendaraan Bermotor’. Mungkin hal ini terkesan muluk-muluk, namun itu merupakan langkah awal membangun ITS Eco Campus yang lebih baik.
          Membangun ITS Eco Campus tidak hanya dengan program atau event yang besar. Namun, perlu ada penanaman karakter kepada para civitas ITS akan kesadaran penjagaan lingkungan. Gaya hidup hemat energy, menjaga lingkungan, dan kesadaran akan pemilahan sampah itulah yang paling penting.
            ITS Eco Campus bukan hanya embel-embel, bukan gelar, juga bukan nama semata. Perlu pembuktian dan perwujudan, bahwa ITS mampu menjadi eco campus sebenarnya. Sehingga diluar sana, ITS mampu bersaing di bidang akademik, non akademik, serta dapat bersaing dari segi kampus dan keasrian lingkungannya. Buktikan ITS sebagai paru-paru kota Surabaya!  Memulai dengan melakukan kebiasaan kecil untuk hal yang besar.
 ***

Pusing yaa bacanya? haha :D 
Alhamdulillah, meskipun masih acak-acakan dapat hadiah lumayan :) Padahal ngirim essaynya mepet banget :D alhamdulillaaaah :)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

2 komentar:

Anonim mengatakan...

luar biasa , jadi pemenang

traktiraaan

hahaha

febrian mengatakan...

keren din..............

Posting Komentar