Welcome :)

dinifahma.blogspot.com

Kamis, 11 Maret 2010

Dari Penjara Taliban Menuju Iman

*[Judul diatas adalah judul buku yang aku pilih sebagai tugas B.Indonesia. Awalnya, aku hanya sekedar membaca untuk menyelesaikan tugas itu. Namun setelah aku memahaminya, aku banyak terinspirasi. Berkisah tentang seorang mualaf yang kini memperjuangkan islam di tengah-tengah kehidupan Barat. Aku juga sedikit terenyuh saat kehidupan negara Islam seperti Afghanistan, Pakistan dan Irak disoroti. Perjuangan mereka ternyata tak semudah yang dibayangkan. Rasanya, seperti ada semangat baru saat membaca buku ini. Semangat untuk bersikap agar Islam menjadi agama yang kokoh. (amin..)]


Berikut ini adalah ringkasannya: 


DARI PENJARA TALIBAN MENUJU IMAN

Yvonne Ridley merupakan wartawati-feminis surat kabar kenamaan di Inggris. Sebelum memutuskan menjadi mualaf pada tahun 2003, Yvonne adalah penganut Nasrani yang mengedepankan karir diatas segala-galanya. Kehidupan hedonis yang lekat pada Yvonne serta merta hilang, ketika perjalanan ke Afghanistan menjadi titik baliknya sebagai seorang muslimah sejati.
Berawal dari perjalanannya sebagai wartawati yang memiliki totalitas tinggi, Yvoonne berani meliput Negara konflik seperti Irak, Palestina, Lebanon, Suriah, Pakistan dan Afghanistan. Saat perjalanannya ke Afghanistan, Yvonne banyak mengalami pencerahan hidup. Ketika dia di Afghanistan, Yvonne melihat puluhan penduduk Afganistan harus hidup bertahan dan bersabar selama belasan tahun di tenda-tenda pengungsian akibat konflik di negaranya yang tak kunjung usai.

Yvonne semakin penasaran dengan kehidupan di Taliban, yakni komunitas yang mengaku dirinya sebagai kelompok pasukan mujahidin. Pergerakan Taliban dimulai di selatan Afghanistan dan terus merengsek ke utara menuju daerah pegunungan yang dikuasai oleh Aliansi Utara. Pada akhir 1990-an, Taliban tidak hanya menguasai ibu kota, melainksn telah menguasai nyaris seluruh Afghanistan. Sehingga tidak heran, kalkau rezim Taliban merupakan sebutan lain Afghanistan. Hal yang paling membuat Yvonne penasaran terhadap Taliban adalah kehidupan yang sangat fundamentalis. Segala yang berkaitan dengan keriangan dilarang, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan.


Rezim Taliban melarang televisi, musik, film, bersiul, menari, menyanyi, bertepuk tangan, dan bersorak sorai. Mereka juga melarang warganya merokok, bermain layang-layang, dan memotret. Sebab itulah yang mendorong Yvonne ingin meliput sisi lain kehidupan di Taliban. Namun yang menjadi perhatian khusus Yvonne adalah berbagai larangan yang menghambat aktivitas dan kehidupan kaum perempuan. Perempuan dilarang bekerja diluar rumah, kecuali dalam lingkungan amat terbatas seperti dalam bidang kesehatan dan penjara perempuan; dilarang keluar rumah tanpa menutup tubuh dengan burka.


Fakta baru yang ditemukan Yvonne adalah saat dirinya singgah ke Universitas Islam di Pakistan. Hampir 90% lulusan universitas tersebut, berkeinginan ke Afghanistan untuk menemui Usamah bin Ladin. Padahal di Amerika, bahkan di berbagai negara lainnya menyebut Usamah sebagi teroris. Tidak heran, Amerika menyebut universitas ini sebagai sekolah teroris, penerus Usamah bin Ladin. Saat di Universitas tersebut, Yvonne sempat mewawancarai dosen-dosen senior sekaligus guru besar yang pernah bertemu langsung dengan Usamah bin Ladin. Mereka menggambarkan Usamah sebagai muslim yang sempurna karena dia dianggap sebagai orang saleh yang berani menentang barat.


Ketertarikan Yvonne pada kehidupan Afghanistan membuatnya rela menyusup pada komunitas Taliban. Dia sempat mewawancarai beberapa perempuan Afghanistan lewat penerjemahnya. Namun, menuju kepulangannya, ia tertangkap basah membawa kamera, selain itu Yvonne juga tidak memiliki surat lengkap untuk memasuki Negara lain. Beberapa orang polisi membawa Yvonne untuk diintrogasi, karena mereka menganggap Yvonne adalah mata-mata Amerika. Akhirnya, selama 10 hari Yvonne dipenjarakan di Taliban.


Yvonne mengaku perlakuan penduduk Taliban sangat baik. Walaupun selama 10 hari dia sebagai tahanan, namun Yvonne tidak diperlakukan semena-mena layaknya seorang penyusup. Ia kagum dengan pemeluk agama Islam yang memiliki ketulusan dan keyakinan kuat. Yvonne berjanji, setelah kembali ke London ia akan mempelajari dan mencari tahu tentang islam.
Pengalaman Yvonne selama dalam penyekapan Taliban dituangkan dalam sebuah buku berjudul In the Hands of the Taliban: Her Extraordinary Story(2001) dan novel berjudul Ticket to Pradise (2003). Kedua buku itu ditulis sebelum Yvonne memutuskan masuk islam. Namun, tulisannya telah banyak mengubah pandangan negatif masyarakat Barat tentang Islam. Yvonne telah banyak menyumbang tulisan kepeduliannya terhadap Islam di beberapa surat kabar dan media lain. Dia berusaha menghapuskan Islamophobia di Inggris dan di Barat umumnya. Setelah banyak berkonsultasi dan menghadiri komunitas Islam di Inggris, pada musim panas tahun 2003, Yvonne secara resmi mengikrarkan diri masuk islam.

Yvonne telah menentukan pilihan dalam menjalani hidupnya. Sebagai seorang muslim, dia memaknai hidupnya dengan membaktikan kemampuan jurnalistiknya bagi kemashalatan umat, selain juga aktif menggalang dukungan peblik terhadap gagasan-gagasan mulianya melalui politik praktis. Kini, Yvonne dikenal luas sebagai pembela islam dan kaum yang tersisihkan melalui tulisan-tulisannya sekaligus sebagai anti perang dan perdamaian. Sebab, dia percaya tiada guna perang dan kekerasan dikobarkan di muka bumi. Lebih indah menebar cinta dan kasih sayang ke seluruh penjuru alam semesta.


I. IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Dari Penjara Taliban Menuju Iman

Pengarang/penulis : Anton Kurnia

Penerbit : Mizan
Jumlah
halaman : 190 halaman


II. JUMLAH BAB : 5 BAB
BAB I : Jalanan Hidup Penuh Liku
BAB II : Petualangan di Negeri Asing
BAB III : Dalam Sekapan Taliban

BAB IV : Dari Kegelapan Menuju Cahaya

BAB V : Melawan Islamophobia


III. RINGKASAN ISI BUKU Yvonne Ridley merupakan wartawati kenamaan Inggris yang sempat menggemparkan ketika dirinya disekap di Taliban selama 10 hari. Namun, setelah penyekapan itu, kekaguman Yvonne terhadap Islam muncul, dan berujung pada keputusannya menjadi mualaf. Saat ini, Yvonne banyak menyumbangkan bentuk tulisannya sebagai pembelaan kepada Islam.

IV. KOMENTAR
Buku “Dari Penjara Taliban Menuju Iman” ini sangat mudah dipahami, karena bahasanya yang runtut dan fleksibel. Buku ini juga banyak memberi masukan tentang bagaimana seharusnya sikap kita sebagai muslim terhadap saudara kita di Irak, Pakistan, Palestina, ataupun Afghanistan.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar